Titik Hitam dan Bidang Putih

20:46 0 Comments

Ada sebuah filosofi tentang titik hitam dan bidang putih. Dan saya mendapat 2 pelajaran dari filosofi itu.

Perhatikan gambar di bawah ini.


Apa yang kalian lihat ?
 
Sekarang, apa yang kalian lihat ?


Di gambar yang pertama, jawabannya pasti 'itu adalah gambar bidang putih.' Semua orang akan menjawab sama.

Lalu, di gambar kedua, apa jawaban anda? Kebanyakan dari anda saya yakin akan menjawab 'titik hitam', atau 'titik hitam di tengah bidang putih'. Dan pasti hanya sedikit yang akan menjawab 'itu adalah bidang putih yang mengelilingi titik hitam' atau 'bidang putih yang terdapat titik hitam di tengahnya'.

Apa bedanya? Awalnya ketika melihat gambar pertama, semua orang akan berpikiran sama melihat bidang putih dan menyebutnya bidang putih. Namun, ketika di bidang putih itu ditambahkan titik hitam, entah kenapa semua orang akan lupa pada bidang putih itu dan hanya fokus pada titik hitam. Padahal bidang putih itu tetap di sana. Hanya bertambah titik hitam kecil.

Mari belajar dari titik hitam. Keburukan kecil yang kita lakukan bisa menutupi kebaikan kita yang besar. Anggaplah bidang putih adalah kebaikan yang kita lakukan sejak lama. Kebaikan itu telah terkumpul banyak hingga saat ini. Sampai titik hitam itu datang. Suatu saat kita berbuat keburukan sehingga orang-orang mulai mencap kita dengan predikat buruk. Menganggap itu akan kita lakukan kembali. Semua lupa pada kebaikan yang pernah kita lakukan. Hanya mengingat keburukan kita yang mungkin kecil atau baru kita lakukan sekali. Akhirnya, keburukan kecil berhasil menutupi kebaikan yang telah banyak kita lakukan. Sama halnya seperti titik hitam yang berhasil mengalihkan pandangan kita dari bidang putih. Jadi, janganlah melakukan keburukan sekecil apapun itu. Karena keburukan kecil itu bisa membuat orang hanya melihat keburukan kita. Jangan sampai keburukan membuat orang tidak bisa melihat kebaikan yang pernah kita lakukan. Seperti titik hitam yang membuat kita lupa pada bidang putih.  

Mari belajar dari bidang putih. Anggaplah titik hitam adalah masalah, musibah, kejadian yang tidak diharapkan atau kejadian yang tidak kita suka. Ketika hal itu menghampiri kita, terkadang kita terlalu fokus pada hal itu. Ketika masalah datang, sering kali kita mengeluh, merasa masalahnya tidak bisa diselesaikan. Terus menerus memikirkan masalahnya, mengeluhkan masalahnya, bahkan menyesalinya. Padahal, ternyata banyak solusi di sekitar kita. Banyak jalan yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikannya. Kita lupa pada solusi yang begitu banyak di sekitar kita, karena sibuk memikirkan masalahnya bukan solusinya. Sama ketika musibah datang. Sering kali kita terlalu lama bersedih menghadapinya, merasa bahwa kita orang yang paling malang, dan menyesali hidup kita sambil berkata "kenapa ini harus terjadi pada saya?". Jika kita seperti itu, berarti kita telah melupakan bidang putih. Titik hitam berhasil mengalihkan perhatian kita. Kita lupa bahwa di sekitarnya begitu banyak bagian yang putih. Dalam setiap masalah pasti ada solusinya. Saat menghadapi masalah, janganlah kita terus lihat titik hitamnya. Tapi lihat bidang putihnya. Jangan terus memikirkan masalahnya. Cari solusi terbaik dari masalah itu. Karena sebenarnya solusi itu banyak sekali. Kita hanya perlu mencari yang terbaik. Begitu juga ketika menghadapi musibah. Jangan terus lihat sisi buruknya. Cobalah lihat sisi positifnya. Suatu musibah dan masalah sebenarnya selalu dikelilingi hikmah. Hanya saja jarang ada orang yang bisa ikut melihatnya ketika hal itu datang. Masalah membuat kita berpikir, terlatih untuk menyelesaikan masalah. Dan masalah juga membuat kita semakin dewasa. Musibah mendekatkan diri kita pada Allah, membuat kita yakin bahwa Allah sedang memberikan jalan terbaik untuk makhluknya. Jadi, berpikirlah positif. Ketika cobaan datang pada kita, yakinlah dibanding masalah itu sendiri, hikmahnya lebih banyak. Di sekitar titik hitam itu, terdapat bidang putih.

Subhanallah.. Ternyata dari titik hitam dan bidang putih ada pelajaran yang bisa kita ambil. Semoga bermanfaat..

Ilman Dzikri

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: