Hobi Baru

23:49 0 Comments

Seneng. Kira-kira itu perasaan saya ketika sebentar lagi harus meninggalkan bulan Januari. Nggak pengen cepet-cepet kuliah juga sih. Lebih karena bulan ini saya sudah memulai sesuatu. Iya, saya sudah memulai resolusi yang saya buat untuk tahun ini.

Mungkin kalau kamu udah baca tulisan saya sebelumnya, kamu tau kalau tahun ini saya punya resolusi untuk memperbaiki cara saya berhubungan dengan orang-orang. Itu loh, untuk memperbaiki bagian diri saya yang sering nggak peka sama perasaan dan situasi. Nah, sebelum cerita tentang bagaimana saya mengubah ketidakpekaan saya itu, saya pengen cerita dulu alasan saya bikin resolusi ini.

Sebenarnya, resolusi yang dibuat itu nggak spesifik untuk menghilangkan sifat nggak peka seorang Ilman Dzikri. Resolusinya lebih kepada memperbaiki atau meningkatkan kualitas saya dalam berhubungan dengan orang lain. Alasannya juga sebenarnya kumpulan dari berbagai hal yang saya rasa kurang dari diri saya. Dimulai dari sifat nggak peka, yang kayaknya udah ada sejak lama. Awalnya mungkin karena saya lebih suka bicara apa adanya dibandingkan bermanis-manis mulut. Tapi, kadang-kadang di situasi yang kurang tepat, bicara apa adanya itu seringkali memperburuk keadaan. Niat baik untuk bicara sejujurnya, malah berubah jadi kata-kata yang menyakiti perasaan orang. Ini sering banget nih jadi masalah, gara-gara saya pengen ngomong A, tapi orang lain nangkepnya B, C, D, atau bahkan ~A. Sebenarnya itu juga gara-gara wajah saya yang datar tanpa ekspresi dan nada suara yang kurang bersahabat, sih. Semacam komplikasi lah kalau itu penyakit. Ngomong-ngomong masalah gak peka, ada satu lagi hal yang saya paling gak peka. Kode yang dibuat cewe. Saya tuh susah banget nangkep hal-hal tersirat. Kalau ada yang nyindir aja saya jarang sadar. Apalagi ini cewe, yang 'iya'-nya bisa berarti 'nggak', dan 'nggak usah'-nya bisa berarti 'iya. Gak tau deh gimana caranya biar peka sama yang ini.

The Different Between Diplomats and Women

When diplomats say 'yes', it means 'maybe'
When diplomats say 'maybe', it means 'no'
But diplomats never clearly say 'no'

When women say 'no', it means 'maybe'
When women say 'maybe', it means 'yes'
But women never clearly say 'yes'

- Prof. Boer Mauna -

Selain nggak peka, saya juga sering merasa kurang bermanfaat buat orang lain. Terkadang saya merasa saya terlalu egois dan memikirkan diri sendiri sehingga lupa sama orang lain. Pengennya dibantu dan diajarin kalau ada kuis atau tes kecil, tapi sering lupa buat bantu dan ngajarin orang lain. Saya sering merhatiin orang-orang yang dianggap baik dan selalu diandalkan sama temen-temen yang lain. Hasilnya, saya  kadang merasa iri sama mereka. Ternyata sifat penolong itu gak bisa loh didapatkan gitu aja. Orang yang nggak biasa membantu atau jarang menawarkan bantuan, biasanya akan jarang juga diminta bantuan sama temen-temennya. Dari situlah saya bercermin dan berpikir, jangan-jangan orang lain itu jarang minta bantuan sama saya gara-gara saya jarang bantuin mereka.

Alhasil, sebenarnya resolusi saya secara umum adalah ingin bisa lebih akrab, dekat, dan mungkin diandalkan oleh orang lain, terutama orang-orang di lingkaran terdekat saya. Cara yang paling tepat menurut saya tentu saja mengikuti hadits Rasulullah, yaitu 'sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia'. Sebelum membuat langkah besar, tentu saja harus dimulai dari langkah kecil. Saat ini, saya ingin mencoba membantu menyenangkan orang lain, membuat orang-orang di sekitar saya tersenyum. Untuk itu, saya ingin sebisa mungkin bisa membuat kartu ucapan ulang tahun untuk keluarga dan teman-teman dekat. Alasannya sederhana, saya pribadi senang jika ada teman yang mengingat ulang tahun saya dan memberi selamat pada hari itu. Kayaknya ini juga berlaku untuk banyak orang. Jadi, saya ingin membantu menyenangkan orang lain pada hari paling istimewa mereka dengan memberi ucapan dan mengingatkan orang lain untuk mengucapkannya juga.

Hari gini kan kirim kartu ucapan via kantor pos udah gak zaman tuh, jadi metodenya sekarang bikin kartu digital yang bisa dikirim via media sosial semacam facebook, twitter, dan kawan-kawan. Ternyata cukup menyenangkan juga belajar desain grafis untuk bikin ucapan selamat. Walaupun sebenarnya saya bukan tipe orang yang mudah belajar secara otodidak, sedikit-sedikit saya mulai bisa menggunakan aplikasi Adobe Photoshop. Lumayan lah, hitung-hitung pemanasan sebelum dapat guru.

Oya, ini juga ada pengaruh dari buku terakhir yang saya baca. Belum selesai juga sih sebenarnya. Judulnya The Happiness Project, tulisan Gretchen Rubin. Bukunya dapet pinjem dari kawan seperjuangan saya waktu konferensi di Jepang, Aufa Ahdan yang juga punya blog di sini, Isi bukunya bercerita tentang proyek kebahagiaan yang dilakukan Gretchen selama satu tahun untuk mencoba meningkatkan kebahagian dirinya. Gretchen memberi setiap bulan tema yang kemudian dia turunkan jadi beberapa resolusi yang lebih spesifik. Selain pengalaman, banyak juga kutipan-kutipan seru dan inspirasi dari buku ini. Walaupun, makin akhir makin menurun semangat saya untuk baca karena inti dari bukunya bisa diambil di awal-awal. Bagus lah untuk mengisi waktu luang dan dapet inspirasi buat bikin resolusi.

The Happiness Project
Selama satu bulan ini, ada beberapa momen yang saya bikin jadi proyek untuk menyenangkan orang lain sekaligus diri sendiri.

Pertama, ulang tahun perkawinan perak orang tua. Tanggal 15 Januari 2014, Ayah sama Bunda merayakan 25 tahun perkawinan mereka. Sebelumnya, bulan Desember kita bikin foto keluarga bareng dan awal Januari juga sengaja kumpul sambil makan-makan buat ngerayain ini. Momen kayak gini udah pasti harus dirayain dong. Dua puluh lima tahun berkeluarga, membesarkan lima anak, melanjutkan pendidikan S2 dan S3 secara bergantian pasti gak mudah, kan. Kerja keras dan hasilnya ini yang perlu disyukuri. Bahkan pas makan-makan itu, Ayah sama Bunda berbagi resep berkeluarga gara-gara semua anaknya udah pada kuliah, kecuali si bungsu. Kayak misalnya Bunda yang ngasih tips buat nulis kalau misalnya pasangan lagi marah, biar pendapatnya tetap bisa disampaikan dan kedua pihak gak berantem terus-terusan. Untuk momen ini, saya bareng kakak-kakak dan adik bikin hadiah kenang-kenangan sama beli kue. Dikasihnya pas pagi hari tanggal 15 Januari. Biar dapet foto-foto yang bagus, kita sampai bongkar-bongkar wedding album di rumah.

Ini bukan buatan saya, sih. Masih minta dibikinin.

Kado Ulang Tahun Perak 

Do'a sebagai Ucapan Terbaik

Bukan Promosi 

My Favorite Photo. The laughter is still the same.

Belasan Tahun Lalu

Beberapa Hari Lalu

Kedua, ulang tahun kakak kedua, Ammar Fauzan Islami, tanggal 24 Januari. Di keluarga saya tuh, orang-orangnya pada cuek semua. Jadi, kalau ada yang ulang tahun pun jarang dirayain. Nah, kemarin saya coba bikin kebiasaan baru. Disponsori oleh Bunda, kita beli kado stetoskop buat Ka Pujan (nama panggilan) yang emang lagi kuliah di jurusan kedokteran. Kartu ucapannya saya yang bikin, sekalian pemanasan untuk bikin lebih banyak selanjutnya. Sebenarnya ada kue juga, tapi karena kemarin itu ketiduran, jadinya gak bisa ngasih kadonya secara langsung. Gak apa-apa lah ya, yang penting udah niat.

Buatan sendiri, nih!

Dibungkus

Kado Buat Calon Dokter

Ketiga, ini baru proyek benerannya. Bikin kartu ucapan ulang tahun buat anak-anak HI 2012. Sebenarnya ada tiga orang yang ulang tahun bulan ini, tapi karena sebelumnya belum tau cara bikinnya, baru mulai bikin pas Rahma yang ulang tahun. 

Proyek Kartu Ucapan Buat HI 2012

Sekarang, tinggal tunggu waktu dan lihat gimana proyek yang menjelma jadi hobi baru ini selanjutnya. Semoga bisa terlaksana dan semakin banyak karya sampai akhir tahun nanti. Semoga. Hahahaha..

Selamat datang bulan Februari!

Ilman Dzikri

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: