penyakit itu bernama Thypus Abdominalis

09:31 0 Comments

2 mingguan yang lalu, tepatnya tanggal 21 desember 2009. sebuah gejala sakit menimpaku. demam dengan suhu yang terus meningkat hendak bermain tebak-tebakan. ku utus lah seorang dokter spesialis (itu berarti bunda) untuk meladeninya. bunda cek tekanan darah dan melihat bintik-bintik merah di tangan untuk membuat tebakan (tepatnya diagnosa) bahwa itu adalah gejala DBD (Demam Berdarah Dengue). untuk mengetahui benar tidaknya diagnosa, dibawalah saya ke PRAMITA laboratorium pada tanggal 23 untuk cek darah sekalian ke SMAN 20 Bandung untuk mengambil rapot *seperti kau tahu, saya peringkat 3 di kelas. untuk pertama kalinya darah saya disedot suntikan sampai penuh. ternyata sakit itu mahal. cek darah aja sampai 300 ribu-an. padahal kan darah kita yang diambil. sore hari hasil tes diambil. hasilnya 1-0 untuk penyakit karena tebakan bunda salah. saya negatif DBD.

bukan spesialis namanya kalo gampang nyerah. gagal dengan jawaban DBD, bunda menyebutkan diagnosa kedua : gejala tifus. dan jadilah saya korban tebak-tebakan aneh ini. untuk kedua kalinya saya cek darah. kali ini hematologi lengkap + widal. darah diambil di rumah karena saya tak kuat untuk pergi ke laboratorium. begitu juga hasilnya, dikirim ke rumah. kali ini spesialis menang. skor imbang 1-1. nah, karena baru gejala, beberapa hari kemudian darah saya diambil lagi. kali ini sang spesialis turun langsung mengambil darah. setelah meminta alat-alat yang dibutuhkan dari laboratorium di rumah sakit. diambil lah darah saya di kamar oleh bunda. boleh aja gelar dokter spesialis. tapi masalah ambil darah bunda sepertinya tak terlalu ahli. buktinya lengan ditahan terlalu kuat oleh alat tensi. otot terlalu tegang dan jadilah ketika jarum disuntikkan rasanya lebih sakit. dan saat itulah saya mulai curiga. sepertinya bunda keranjingan menyedot darah anaknya. ckckck.

begitulah ceritanya. setelah cek darah ketiga. saya dinyatakan positif terkena penyakit bernama Thypus Abdominalis. Thypus diambil dari nama bakteri yang menyerang, yaitu Salmonella Thyposa dan karena yang diserang adalah pencernaan yang ada di perut, ditambahlah Abdominal yang berarti perut. huft! penyakit ini berhasil membuatku terbaring penuh selama 2 minggu masa liburanku. membuatku harus makan bubur terus-menerus selama 5 hari. dan membuatku tak pernah keluar rumah selama 3 minggu masa liburan semester ini. saya tak tahu lagi apa yang terjadi di luar rumah. saya tak tahu Gus Dur pada tanggal 30 Desember. saya tidak tahu di Papua ada perang suku. saya tidak tahu banyak orang ingin gelar Pahlawan Nasional untuk Gus Dur. saya tidak tahu ada Munas PAN. saya tidak tahu itu semua!

lebih menyedihkan lagi sebagai ketua ITSAR saya tidak hadir dan melaksanakan kewajiban pada acara tahunan yang penting LKO (Latihan Kepemimpinan dan Organisasi). selain itu juga syukuran pernikahan JJ mentor teladanku terlewatkan. momen yang takkan pernah terulang.

tapi lihatlah sisi positifnya. seorang aktivis dengan aktifitas segudang bisa benar-benar istirahat selama sakitnya. seperti pesawat dengan jam terbang tinggi, yang harus turun mesin setelah sekian banyak jam terbangnya. saya bisa mengistirahatkan seluruh organ yang biasanya dituntut bekerja keras.

selain itu, sakit ini juga membuat saya sadar. begitu banyak orang yang memperhatikan saya. dari yang ngesms tiap hari sampe yang jenguk saya 3 kali. luar biasa. saya bersyukur untuk teman-teman yang begitu perhatian. sekali lagi, terima kasih Tuhan memberikan sesuatu yang kubutuhkan.

sebentar lagi waktu liburan habis. semoga saya cukup sehat untuk kembali beraktifitas dan mengejar cita-cita di sekolah yang kucintai(?), SMAN 20 Bandung.

oh iya, di bawah ada bonus cara pengambilan darah. liat deh, ternyata suntikan di tusuk dulu baru dibelokkin ke vena. ckckck.


persiapan dulu


sekarang cari targetnya (pembuluh vena)


daaaaan.. sedooot! ouch!


*dibuat sebelum shalat jum'at pertama setelah sakit 2 minggu

Ilman Dzikri

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: